English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

26 February 2010

Pansus Century semakin Kabur

Pansus Angket Century memasuki babak baru. Seluruh gegap gempita pansus berangsur redup. Yang mulai menonjol adalah semangat koalisi. Hasil akhir pansus pun kian bisa ditebak.

Pansus dibentuk untuk menyelidiki megaskandal bailout Rp6,7 triliun ke Bank Century. Sembilan fraksi di DPR sepakat membongkar tuntas kasus itu. Pansus merebut kepercayaan publik karena ada kesamaan sikap, yakni mencari kebenaran.

Dalam pansus seluruh sekat fraksi direduksi. Ke-30 anggota pansus sepakat hanya mengenal satu fraksi, yakni fraksi pansus.

Akan tetapi, bulan madu pansus itu tidak lama. Semua komitmen itu hanya menjadi kesepakatan awal. Kini setelah memasuki bulan kedua dan menjelang keluarnya rekomendasi pansus, semua perekat mulai mengelupas. Egoisme dan kepentingan fraksi mengental dan menonjol kembali. Kontrak politik dan komitmen koalisi diungkit lagi.

Sepatutnya pansus dan koalisi adalah dua sisi yang berbeda, bahkan berseberangan. Pansus adalah wahana DPR melakukan penyelidikan untuk menemukan kebenaran. Di sisi lain, koalisi adalah kesepakatan sejumlah partai untuk bersama-sama menopang kebijakan pemerintah. Bukan bersekongkol untuk menutupi kebenaran.

Karena itu, pansus tidak boleh dibebani kepentingan fraksi-fraksi atau partai-partai yang berkoalisi. Ketika kepentingan koalisi harus diserap pansus, hilanglah makna pansus untuk menemukan kebenaran.

Padahal pansus harus bekerja objektif dan jauh dari segenap prasangka.

Yang benar tidak boleh disalahkan dan yang salah tidak boleh ditutupi, apalagi dibenarkan.

Contohnya, secara kasatmata kita membaca gelagat mengentalnya koalisi dalam pansus. Meski kerja pansus belum tuntas, empat fraksi koalisi pagi-pagi sudah membuat kesimpulan bahwa tidak ada kesalahan dalam bailout Bank Century.

Tapi yang paling tidak elok, sampai detik ini pansus belum juga menyentuh aliran dana Bank Century. Padahal soal aliran dana itulah prasangka bermula hingga dibentuk pansus.

Kita prihatin karena semangat koalisi tidak hanya melemahkan pansus, tetapi juga mengaburkan arah pansus. Pansus kembali terkotak dalam kepentingan sempit fraksi.

Kerja pansus yang terbuka dan disiarkan televisi ke segenap penjuru negeri akan menjadi bumerang bagi anggota dewan. Karena masyarakat telah mempunyai konstruksi dan kesimpulan sendiri atas skandal Century. Jika konstruksi dan kesimpulan publik berbeda dengan rekomendasi pansus, kepercayaan rakyat terhadap DPR akan merosot tajam.

Tetapi, pernahkah DPR peduli pada kemerosotan citra yang tergerus oleh ketidakpercayaan publik? Jangan-jangan DPR hasil Pemilu 2009 ini pun sama saja dengan wakil rakyat sebelumnya, autis.(mediaindonesia.com)